Strategi Investasi Untuk Generasi Milenial
Strategi Investasi Untuk Generasi Milenial – Generasi milenial saat ini merupakan generasi yang penuh potensi. Generasi ini berada pada momen emas karena berada pada masa puncaknya. Seseorang yang berumur 15-24 tahun ditempatkan pada kelompok produksi. Generasi Milenial merupakan sebutan untuk generasi yang lahir antara tahun 1981-1996, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh generasi Milenial kini sudah terjun ke dunia kerja, baik sebagai lulusan baru maupun profesional. Berbeda dengan dua generasi sebelumnya, generasi milenial cenderung lebih leluasa beradaptasi dengan era digital yang semakin berkembang. Hal ini wajar karena generasi ini tumbuh bersamaan dengan mulai merambahnya dunia digital.
Saat ini, generasi milenial dan generasi Z merupakan kelompok yang paling dominan di masyarakat Indonesia. Piramida penduduk Indonesia tahun 2020 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut.
Strategi Investasi Untuk Generasi Milenial
Secara kuantitas, jumlah Generasi Z melebihi generasi Milenial. Namun minimnya partisipasi Generasi Z dalam dunia kerja membuat dominasi generasi milenial belum tergantikan. Kedua generasi ini juga menjadi incaran pemasaran banyak perusahaan, terutama generasi milenial, karena idealnya generasi ini sudah memasuki fase produktif. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa generasi milenial sering kali dicirikan oleh kebiasaan konsumennya. Pertumbuhan generasi milenial seiring dengan pesatnya akselerasi dunia digital menjadikannya rentan terhadap perubahan tren dari waktu ke waktu.
Strategi Investasi Tahun 2024 Yang Cocok Ala Gen-z
Kecerdasan finansial sendiri masih menjadi sesuatu yang belum terlalu populer, baik di kalangan masyarakat umum maupun terbatas pada generasi milenial. Berdasarkan Financial Health Index (FHI) yang diluncurkan Finder, tingkat literasi keuangan di Indonesia sebesar 67 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand dengan 68%, Filipina dengan 71%, dan Singapura dengan 78%. Hal ini wajar karena literasi keuangan bukanlah “mata pelajaran” yang diajarkan di sekolah. Kesadaran akan pengelolaan keuangan masih prematur di masyarakat. Selain itu, konten terkait kecerdasan finansial masih kalah populer dibandingkan iklan diskon di media sosial. Tentu sangat disayangkan jika media digital hanya digunakan untuk aktivitas konsumen, namun tidak untuk meningkatkan kekayaan melalui investasi.
Salah satu bentuk nyata pengelolaan keuangan adalah investasi. Secara sederhana, tujuan berinvestasi adalah untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Investasi merupakan wujud nyata dari pemberdayaan kekayaan agar kekayaan individu dan masyarakat tidak berkurang seiring dengan gaya hidup, inflasi, dan sentimen negatif perekonomian. Saat ini masyarakat mempunyai pilihan yang beragam dalam memilih produk investasinya. Berikut beberapa jenis produk investasi yang banyak dikenal di masyarakat:
Emas merupakan produk investasi tertua dibandingkan produk investasi lainnya. Emas digunakan untuk investasi jangka panjang karena sangat tahan terhadap fluktuasi perekonomian. Emas sendiri merupakan alat uang yang terstandarisasi hingga tahun 1971. Saat ini, masyarakat dapat membeli emas dengan lebih mudah menggunakan aplikasi emas digital yang disediakan oleh banyak instansi sehingga masyarakat tidak terlalu khawatir kehilangan emasnya. Namun, ada kesalahpahaman mengenai emas yang banyak beredar di kalangan masyarakat, karena banyak masyarakat yang meyakini bahwa harga emas setiap tahunnya mengalami kenaikan. Meskipun harga emas telah turun dari sekitar $1.900 pada tahun 2011 menjadi sekitar $1.000 pada tahun 2016.
Kebanyakan orang sudah familiar dengan produk investasi ini. Saham merupakan salah satu bentuk kepemilikan suatu perusahaan. Pihak yang memiliki saham mayoritas mempunyai hak lebih dalam pengelolaan perusahaan. Berinvestasi pada saham merupakan investasi yang relatif fleksibel karena terdapat banyak sektor di dalamnya sehingga investor hanya perlu memilih sektor mana yang sesuai dengan tujuan investasinya. Saat ini terdapat 11 sektor saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang meliputi komoditas, non primer, primer, energi, keuangan, kesehatan, industri, infrastruktur, properti, teknologi, dan transportasi.
Strategi Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia Generasi Milenial Dan Generasi Z Dalam Menghadapi Persaingan Global Era 5
Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang cocok bagi investor pemula. Investor cukup menyerahkan modalnya kepada manajer investasi untuk didistribusikan ke produk investasi. Reksa dana relatif lebih kecil risikonya dibandingkan saham.
Forex adalah investasi dalam mata uang asing. Produk investasi ini memiliki risiko yang tinggi karena rentan terhadap perubahan harga mata uang yang dapat terjadi sewaktu-waktu akibat krisis regional hingga internasional.
Crypto adalah investasi mata uang digital. Jenis investasi ini mulai digemari karena tingkat profitabilitasnya yang sangat tinggi. Namun risikonya juga sangat tinggi karena perubahan harga kripto hanya disebabkan oleh supply dan demand.
Meski banyak produk investasi dan layanan digital yang memudahkan generasi milenial mengakses produk tersebut, minat berinvestasi di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Menurut Kepala Pemasaran Bareksa, Renee Sumarni, saat ini hanya 45 persen generasi milenial yang berminat berinvestasi. Rendahnya minat berinvestasi ini terjadi karena masih banyak generasi milenial yang belum memahami urgensi berinvestasi sehingga banyak dari mereka yang menunda berinvestasi. Sebagian besar generasi milenial masih terpengaruh oleh budaya Fear of Missing Out (FOMO), sehingga mudah terpengaruh oleh tren yang terus berubah.
Tips Kelola Keuangan Bagi Gen Z
Generasi milenial perlu menyisihkan 40 persen pendapatan mereka untuk mendapatkan manfaat dari masa pensiun, menurut penelitian dari Wharton Retirement Research Council. Namun sebagian besar generasi milenial yang berinvestasi saat ini hanya menyisihkan 10% dari pendapatannya. Meski belum maksimal, setidaknya hal tersebut menjadi awal yang baik bagi generasi milenial untuk mulai berinvestasi. Namun, sebaiknya kita mengkaji tingkat investasi milenial tidak hanya secara kuantitatif, namun juga kualitatif. Tidak semua generasi milenial, termasuk mereka yang sudah berinvestasi, benar-benar mengetahui bagaimana seharusnya sebuah investasi dikelola. Ada yang masih memilih produk investasi berdasarkan rekomendasi yang didapat dari media sosial atau orang terdekat. Setelah itu sungguh sangat beresiko karena investor tidak mengetahui secara pasti bagaimana harga produk investasi tersebut akan bergerak dan apa prinsip bisnis yang melatarbelakangi investasi tersebut. Banyak orang yang mengalami kerugian karena mencermati lebih dalam investasi yang dilakukannya dan terkadang ada yang pesimis terhadap investasi itu sendiri. Faktanya, kerugian tersebut disebabkan oleh buruknya pengelolaan modal investor.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa digunakan generasi milenial dalam berinvestasi agar hasilnya maksimal:
Banyak investor pemula yang hanya menginvestasikan kekayaannya pada produk investasi tanpa tujuan tertentu. Padahal, tujuan berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Namun setiap produk investasi memiliki ciri khasnya masing-masing, sehingga salah memilih produk justru akan menimbulkan kerugian. Pilih produk investasi yang paling menjanjikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan untuk meminimalkan risiko.
Masih banyak investor yang ikut berinvestasi dan akhirnya merugi. Tanggung jawab seorang investor tidak hanya berhenti pada saat ia menginvestasikan kekayaannya saja, namun juga bagaimana cara untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai investasi. Oleh karena itu, seorang investor harus mandiri untuk menambah pengetahuannya dalam berinvestasi.
Alasan Kenapa Milenial Dan Gen Z Harus Investasi Di Instrumen Reksadana
Jika Anda belum memiliki pengetahuan yang cukup, ada baiknya investor mempercayakan uangnya kepada manajer investasi yang berpengalaman. Namun, sebelum memilih manajer investasi, ada baiknya investor memeriksa profil dan legitimasi manajer investasi tersebut. Banyak orang yang menjadi korban investasi bodong berkedok menjanjikan keuntungan besar dalam jangka pendek. Untuk informasi mengenai manajer investasi legal, investor dapat mengunjungi website Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saran-saran di atas adalah beberapa cara yang bisa dilakukan generasi milenial untuk mulai berinvestasi. Generasi milenial perlu memahami bahwa masa kanak-kanak merupakan masa berharga yang memiliki waktu terbatas. Jangan sampai generasi ini nantinya tidak menyesal berinvestasi dalam kehidupannya di masa depan. Hasil dari investasi diri dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk keluarga dan orang-orang terdekat, karena investasi tidak hanya ditujukan untuk kesejahteraan pribadi saja, namun juga kesejahteraan kolektif.
Untuk menggunakan akses sosial, Anda harus menyetujui penyimpanan dan pengelolaan data Anda oleh situs web ini.
Untuk menggunakan akses sosial, Anda harus menyetujui penyimpanan dan pengelolaan data Anda oleh situs web ini. %privacy_policy%Tips Investasi untuk Generasi Milenial – Masa depan yang nyaman dengan kondisi keuangan yang stabil dan terjamin merupakan dambaan semua orang, termasuk kaum milenial. Untuk mewujudkan hal tersebut, investasi milenial perlu dimulai dari sekarang. Tujuh tips berikut akan memberi Anda wawasan yang cukup untuk berani memulai!
Simak!manfaat Investasi Saham Untuk Milenial
Bagi kaum milenial, investasi jarang dianggap sebagai sumber pendapatan yang menguntungkan. Kebanyakan dari mereka tidak pernah memikirkan dana pensiun dan beranggapan bahwa hasil kerja di usia produktif cukup untuk menutupi biaya hidup di hari tua. Ini adalah pandangan umum yang salah dan harus diubah karena tidak ada jaminan bahwa Anda akan mendapatkan masa pensiun yang nyaman berdasarkan penghasilan Anda saat ini.
Keputusan terbaik untuk mengamankan situasi keuangan Anda saat ini adalah dengan berinvestasi. Permainan saham menjadi salah satu tips investasi milenial yang akan membuat Anda tetap aman secara finansial di masa depan. Namun, jangan langsung terjun dan berharap bisa mendapatkan keuntungan besar dengan mudah. Untuk mencapai hasil yang maksimal, carilah terlebih dahulu cara dan strategi yang tepat agar bisa meraup keuntungan yang banyak.
Investasi milenial sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar mereka dapat pensiun dengan nyaman dan memiliki aset yang aman. Yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah mengupayakan stabilitas keuangan jangka panjang dengan berinvestasi di pasar saham, bukan hanya tabungan. Pasalnya, tingkat bunga tabungan lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi dan justru membuat Anda kehilangan nilai atau daya beli di masa depan.
Hal ini dapat dihindari dengan memulai investasi sejak usia anak. Jika Anda berinvestasi sejak dini, uang yang Anda simpan akan memiliki lebih banyak waktu untuk berlipat ganda. Misalnya, pertimbangkan seseorang yang secara rutin menginvestasikan $10.000 per tahun dengan bunga tahunan 7%. Jika seseorang mulai berinvestasi pada usia 22 tahun, lakukanlah